Brandalan Alim



 Brandalan Alim

Malam itu acarapun dimulai. Joni dan teman-teman mengumpulkan uang taruhan, saat balapan dimulai tiba-tiba polisi mengepung mereka, semua penonton berhamburan lari, kecuali Joni dan temannya yang bernama Dimas tertangkap. Mereka pun dibawa ke kantor polisi, selang beberapa lama kemudian Ayah Joni datang.
“ Apa yang kamu lakukan Joni?” Tanya Ayahnya secara tegas
“ Begini Bapak anak bapak terlibat geng motor dan balap liar” Penjelasan dari Pak Polisi
“ Jadi setiap malam kelakuan mu seperti ini, pamitnya belajar, tapi apa yang kamu lakukan, apa kamu nggak kasihan sama Bunda di rumah?” Penjelasan dari Ayahnya
“ Suka-suka lah Yah, masa muda harus dinikmati!” Jelas Joni
“ Kalau kamu tetap seperti ini, Ayah akan mengantar kamu ke Pondok Pesantren Cahaya Muda di Bandung ” Penegasan dari Ayahnya
Joni diam, Ayahnya mengurusi masalah yang diperbuat oleh Joni dan temannya. Setelah Ayahnya selesai, Joni bilang kepada Ayahnya kalau ia tidak mau dipondokan.
“ Yah aku nggak mau !” Seru Joni ketika membututi Ayahnya masuk ke mobil
“ Kalau kamu nggak mau, harta warisan juga nggak Ayah kasih ke kamu ”Tegas Ayahnya.
Joni hanya diam, tanpa merespon perkataan Ayahnya lagi.

Keesokan harinya, semua persiapan sudah selesai, tetapi Joni belum bangun, padahal jam menunjukkan pukul 09.00 WIB.
Tok..Tok..Tok.. suara ketukan pintu dari ujung pintu
“ Kamu sudah bangun belum nak?” Tanya Bunda Wahida
“ Uh bunda, masih ngantuk juga” Gerutu Joni dalam hati
“ Nggak aku kunci bun pintunya ” Teriak Joni dari dalam
“ Lho kamu belum bangun? Ayo bangun, siap-siap sebentar lagi berangkat ke Bandung” Terang bundanya Joni
“ buat apa sih bu?” Keluh Joni
“ Udah jangan banyak nanya, sana mandi lalu siap-siap” Perintah Bunda Wahida.
Setelah Joni sudah siap, ia berpamitan dengan orangtuanya.
“ Joni, kamu jangan nakal ya, kamu harus nurut sama apa yang dibilang Nenek dan Kakekmu, nanti kalau kamu di Pondok Pesantren, nggak boleh jahil atau apapun yang kamu perbuat nggak boleh negatif ” Nasehat Bunda kepada Joni.
“ Iya bun ” Dengan wajah malas Joni menjawab
“ Joni... Dibilangin Bunda kok gitu sih ” Tegas Ayah Joni
“ Udah lah Ayah ” Sambung Ibu,dengan suara lembutnya
Setelah itu ia berangkat, didalam mobil ia menggerutu terus
“ Apa sih Ayah sama Bunda, kok aku di kirim ke pondok pesantren, ini sama aja sama mimpi buruk ! ”Kesal Joni dalam hati.
Sampai di Pondok Pesantren ia disambut oleh Kakek dan Neneknya namun ia tak ingin berbicara terlebih dahulu, tepat jam 12.00 Malam, ia langsung tidur.
“ Jon..Joni... Bangun udah Pagi, waktunya sarapan” Kata Nenek Wirawati ketika memasuki kamar, tetapi Joni juga belum bangun padahal sudah ditarik selimutnya, tapi tetap aja nggak bangun, akhirnya Nenek membawa gayung yang berisi air lalu **Byuurrr
“ Apa sih nek, kok disiram! Basah nih ” Bentak Joni, sambil mengusap wajahnya yang basah.
“ Sana gih bangun lalu mandi, terus sarapan, nanti Nenek tunggu di ruang keluarga ” Pesan Neneknya
 Setelah sarapan , Joni menghampiri Nenek yang sedari tadi menunggu nya.
“Ada apa nek? ” Tanya Joni
Kamu harus mentaati peraturan yang ada di Pondok Pesantren ini, Nenek nggak membeda-bedakan semua sama.” Kata Nenek Wirawati
“ Tapi kan aku cucu Nenek, apalagi kakek pemilik Pondok ini ” Jelas Joni Ramadhan.
“ Iya nak, tapi kamu kan juga mondok disini, jadi siapa yang mondok disini dia santri Kakek” Penjelasan Haji Ali Hermawan.
Siangnya Joni keliling di area Pondok Pesantren, sambil ngomel-ngomel sendiri.
“ Apa sih kakek dan Nenek kan aku cucu mereka, kenapa aku juga harus ikut peraturan ! ” Dengus Joni
Tiba-tiba satpam lewat.
“ Hey kamu siapa, kamu mau mencuri ya!” Peringatan satpam
“ Saya santri disini ” Jawab Joni
“ Hahaha santri disini, santri disini itu baik-baik, masak santri nya Pak Haji Ali kaya preman begini,inyong gak percoyo” Jawab satpam
tanpa menjawab Joni langsung kabur, namun yang ia lakukan pun sia-sia, ia tetap tertangkap oleh satpam tersebut lalu dibawa nya ke ruang Pak Haji Ali. Namun si satpam tidak mengetahui kalau yang ia tangkap ternyata cucunya Pak Haji Ali.
“ Assalamualaikum Pak Haji 
“ Ada apa ini to?” Tanya Pak Haji Ali
“ Ada penyusup masuk ke Pondok Pesantren Pak haji ” Terang Satpam
“ Begini to, ini cucu saya dari surabaya, dia sekarang menjadi santri disini “ Terang Pak Haji.
Wito malu mendengarkan pengakuan Pak Haji,dia langsung mengucapakan permintaan maaf kepada Joni.
“ Maaf ya, namanya sapa? ” Tanya Pak wito satpam yang pakai logat tegal
“ Joni Ramadhan ” Joni menjawab dengan ketus
“ Maaf ya den Joni, sekali lagi saya minta maaf ” Pengakuan satpam wito tadi
Akhirnya satpam kembali lagi di pekerjaannya..
“ Joni ada apa tadi kok kamu dikira penyusup? ” Tanya Kakeknya
“ Tadi Joni cuma jalan-jalan keliling Pondok Pesantren, terus satpam tadi datang ngirain Joni penyusup” Jawab Joni
Kakek melihat-lihat Joni dari atas sampai ke bawah.
“ Bener aja kamu dikirain penyusup, liat pakaiannya mu aja kaya preman” Pengakuan Kakeknya
“ Baju ku gini semua kek, nggak ada yang kaya santri lain ” Jawab Joni
“ Tanya Nenek mu, mungkin dia punya baju se ukuranmu ” Jelas Kakek

Keesokan harinya ketika ia bangun tepat di samping bantalnya ada kotak, akhirnya ia buka kotak tersebut, ternyata saat dibuka isinya baju panjang dan sarung, dan menemukan surat bahwa ini pemberian dari Neneknya waktu ia ingin keluar dari kamarnya, ia memakai baju pemberian Neneknya. Santri wati melihatnya dengan kagum, semua terpana, tapi kelakuan nya belum bisa berubah tetap seperti dulu.
“ Wah cucu Haji Ali ganteng ya” sahut santri wati
“ Apa gitu aja santri wan lain juga ada ” Ketus santri wati lainnya
“ Gitu kan ganteng cucu Nenek ” Puji Nenek Joni
“ Tapi gerah Nek” keluh Joni
“ Udah gak apa-apa nanti juga terbiasa” Jawab nenek
“ Sana sholat dhuha dulu Jon” suruh Neneknya
“ Iya Nek ” Joni menjawab biasa
“ Gimana ya, kan aku nggak bisa sholat, bacaannya aja nggak ngerti ” Batin Joni
Joni punya fikiran ingin kabur namun niatnya diketahui oleh santri wan lainnya.
“ He kamu mau kemana?” Tanya santri tersebut
“ nggak kemana-mana kok” Jawab Joni dengan gugup
“ Ayo sholat Dhuha” Ajak Santri wan
Joni nggak tau harus gimana lagi. Dia melihat-lihat orang-orang sholat dan akhirnya dia tahu, setelah sholat ia berkenalan dengan Santri tadi.
“ Nama kamu siapa?” Tanya santri wan
“ Joni Ramadhan ” Jawab Joni
“ Aku manggil Rama aja ya ” Jawab Santri wan
“ Aku Muhammad Riski ” Santri wan memperkenalkan diri

Rama dan Riski menjadi sahabat akrab meskipun beda kamar, setiap Rama tidak tau atau dia belum mengerti Riski selalu menjeslakan dengan teliti akan tetapi Ramanya yang kurang mengerti saat waktu di kelas.
“ Selanjutnya pelajara apa?” Tanya Rama
“ Nanti Bahasa Arab sama ustad Ridho ” Jelas Riski
“ Ha Bahasa Arab? Apa itu nggak di pelajari oran Arab saja” Tanya Rama
“ Iya memang Bahasa Arab itu Bahasa Orang Arab, tapi kita juga harus mempelajarinya, seperti Al-Qur’an ” Penjelasan dari Riski
“ Sudah lah nanti liat aja sendiri ” Lanjut Riski
Saat Pelajaran dimulai, Rama tak mengerti apa yang dibahas dipelajaran tersebut. Ia malah mengabaikan, namun Riski memperingatinya agar mendengarkan penjelesan. Karena kalau tidak mendengarkan nanti dapat hukuman. Tidak lama kemudian jam istirahat berbunyi
* Kring...kring...kring...
Semua murid berhamburan untuk istirahat, untuk mempersiapkan pelajaran selanjutnya. Adzan Dhuhur pun tiba.
“ Ayo sholat ma, sudah dhuhur ini” Ajak Riski
“ Iya Ris ” Jawab Rama dengan santai
Akhitnya saat waktu sholat fardhu tiba mereka berdua berangkat ke masjid bareng-bareng.

Tepat pukul 20.00 WIB, semua santri ngaji bareng-bareng hingga tengah malam, namun Rama tidak kuat akhirnya ia menyenderkan kepalanya ketembok,namun diketahui oleh ustad Ridho
“ Hey kamu yang duduk dibelakang bangun, sana ambil wudhu ” Peringatan dari Ustad Ridho
“ Iya Ustad ” Jawab Rama dengan keadaan mata masih mengantuk
Akhirnya Rama keluar ketempat wudhu, setelah wudhu ia masih ngantuk dan pada akhirnya ia tidur di teras dekat ia ngambil air wudhu, saat ia tidur Ustad Ridho mengetahui akhirnya ia kena hukuman.
“ Eh kamu kok tidur disini! ” Tegas Ustad Ridho
“ sana Push up 100 kali ” Suruh Pak Ustad
“ Apa banyakbanget pak ustad ” Keluh Rama
“ Apa saya tambahi?” Tambah Pak Ustad
“ Enggak.. nggak pak ustad ” Akhirnya Rama hanya bisa pasrah
Hampir setiap hari Rama kena hukuman, tapi seiring bejalannya waktu Rama berubah menjadi santri yang baik, Suatu hari ada kegiatan yang rutin diadakan di PonPes Cahaya Muda yaitu hari santri sedunia. Rama dan temannya berkumpul membahas kegiatan hari santri tersebut.
“ Bagaimana hari santri sebentar lagi, kita belum ada persiapan?” Tanya Rama pada teman-temannya
“ Bagaimana kalau kita adakan perlombaan, seperti lomba adzan untuk santri wan, lomba memasak untuk santri wati, lomba baca Al-Qur’an, lomba menghias kelas, membuat slogan hari santri dan malam nya sholawatan bareng untuk penutup acara” Usul Riski
“ Bagus banget idemu, aku setuju” Jawab Rama
“ Nanti kita usulkan kepada Pak Haji Ali” terang Riski
“ Iya “ Jawab Rama
Setelah Sholat Dhuhur
“ Bagaimana Ris, tadi sudah bicara sama Pak haji?” Tanya Rama
“ Alhamdulillah beliau mengizini” Jawab Riski
“ Alhamdulilah, besok kita persiapkan”
Rama dan Riski mempersiapkan semua apa yang dibutuhkan dalam perlombaan. Ada yang menata tempat panitia, menyiapakan hadiah dll.
“ Bagaimana kamu sudah menghubungi Habib Musthofa, buat sholawatan malam nanti?” Tanya Rama
“ Alhamdulilah sudah” Jawab Riski
tepat tanggal 22 Oktober 2018 acarapun dimulai, panitia acara hari santri membuka acara
“ Assalamulaikum Wr. Wb, segala puji yang diberikan oleh Allah SWT, tetap tercurahkan sampai hari ini, dimana Pondok Pesantren Cahaya Muda melaksanakan lomba hari santri sedunia. Mari kita buka acara ini dengan ucapan basmallah bersama-sama” panitia pembukaan
setelah pembukaan panitia menyampaikan siswa yang mengikuti lomba, selanjutnya lobma dimulai.
Malam harinya adalah penutupan semua santri berkumpul di area lapangan Pondok Pesantren untuk Sholawatan bareng, dan pembagian hadiah bagi pemenang.

Setelah acara kemarin selesai, Rama dan Riski bertemu kembali membahas acara kemarin,
“ Bagaimana acara kemarin?” Tanya Riski
“ Sangat memuaskan semua sesuai target, aku nggak nyesel mondok disini?” Jawab Rama
“ Lho maksutnya kamu ngak nyesel mondok disini gimana ya?” Tanya Riski
Rama keceplosan, mau gimana lagi Riski adalah temannya, akhirnya ia menceritakan semuanya,
“ Begini Ris dulu, waktu aku masuk pertama kali disini, aku dipaksa sama Ayahku, kalau menolak harta warisan nya nggak dikasih soalnya aku anak satu-satunya, aku kira pondok pesantren itu terlalu ngekang, salah sedikit dihukum kalau nggak disuruh mengaji, aku pikir mengaji itu ngebosenin, ternyata nggak. Soalnya aku dulu ikut geng motor dan anak jalanan, Sampai akhirnya aku di bawa kesini ” Cerita Rama
“ Inget nggak waktu kemarin tuh pas ngaji, tapi malah aku tidur, sama Ustad Ridho aku disuruh Push up 100 kali ” Sambung cerita Rama
“ Kamu sih aneh, orang waktunya ngaji malah tidur, tapi kamu nggak nyesel kan, apalagi berteman sama aku” Jawab Riski
“ Terus apa yang kamu rasakan sekarang?” Tanya Riski
“ Ya, aku jadi lebih disiplin sama waktu, taat sama peraturan dll.” Terang Rama
“ Awalnya nyesel,aku kira aku ggak bisa bebas, kaya dikota dulu, tapi ini lebih bebas tanpa mengganggu kehidupan orang lain, sampai bisa berteman sama kamu Ris “ Lanjut Rama
“ Di Pondok aku mendapatkan ilmu baru, kawan baru dan suasana baru, pokok beda dengan kehidupan dulu.” Pengakuan rama
“ Pasti orang tuaku bangga denganku” Batin Rama dalam hati.


 

Komentar

Posting Komentar